Sabtu, 25 Oktober 2014

-Tears in Heaven -


Aku akan merindukanmu
Tak sedetikpun hatiku luput dari denyut perih karena kehilanganmu

Kau tinggal terlalu sebentar, pergi terlalu cepat
Seperti rahasia ilahi lainnya yang tak benar benar kumengerti
Terkadang aku bertanya tanya mengapa Tuhan hanya memberi waktu sedikit untuk kita
Tapi aku tidak menyesalinya
Karena sejak awalpun aku tak pernah berusaha menghindari kebersamaan kita

Aku akan merindukanmu
Dan aku tahu, mulai hari ini, perasaan ini akan senantiasa menyiksaku
Tapi tak apa sungguh tak apa
Sakitnya masih tak seberapa
dari pada harus melupakanmu
Sekiranya cinta menulis bahagiamu malam ini,
Aku ingin ia setia mendampingimu disetiap jejakmu,
Menjagamu dari setiap luka yang coba mengecupmu,

Kalau sampai hariini aku masih juga berharap kau akan datang dengan cintamu
itu semua karena memang aku masih menunggumu
ini memang diluar batas logika atau diluar batas nalar
tapi biar saja aku melakukannya sampai kaki dan hatiku benar benar tak mau lagi berpihak padaku

Cinta bisa jadi apa saja
cinta bisa berbalas
kadang juga tak terjawab
cinta menyebabkan luka
tetapi ia juga yang meredahkannya


- cinta itu, kamu -

Kamis, 21 Agustus 2014

-Untuk Pahlawanku, Ayah- by Naila Azizah


Ayah
beribu kata telah kau ucapkan
beribu cinta telah kau berikan
beribu kasih telah kau curahkan
untuk aku, anakmu

Ayah
Kau ajarkan aku tentang kebaikan
Kau ajarkan aku  tentang arti cinta
kau ajarkan aku tentang keikhlasan
kau ajarkan aku tentang arti kehidupan

Ayah
Kau korbankan semuanya demi anakmu
kau rela banting tulang demi anakmu
di setiap tetes keringatmu disetiap dera lelah nafasmu
tak pernah menyurutkan semangatmu
untuk kebahagiaanku

Ayah
Aku tahu kau menyangiku dengan sepenuh hatimu
aku tahu kau lelah, tapi kau tak pernah menunjukkan lelahmu
aku tahu kau lebih sedih jika aku tertimpa maslah
tapi kau tak pernah menunjukkan sedihmu
aku tahu kau kecewa jika aku gagal dalam mencapai sesuatu
tapi kau tak menunjukkan kekecewaanmu
kau selalu memberiku semangat agar aku menjadi lebih baik

kupadamkan cahaya dikamar
hingga gelap ku ingin terlelap
tenggelam dilautan rasa
yang tak pula kutahu dalamnya

bila saja mulut ini mampu tuk ungkapkan ingin kunyanyikan nada
ini puisi tentangnya
bila saja hati ini mampu tuk lukiskan ingin kutuliskan semua
ini puisi tentangnya

Selasa, 01 April 2014

 DIA

DIA adalah DIA
Tanpa lisan memintapun DIA memberikan apa yang aku butuhkan
Tanpa lisa berterimakasihpun DIA tetap memberi
Mestinya.. Karunia setetes airpun sudah cukup untuk sadarkan diri
Lalu mengapa tetesan tetesan yang menggenang itu malah menyuburkan kesombongan diri?

Aku sering lupa berdoa tetapi TUHAN memberi juga
Aku sering lupa memberi sesama tetapi TUHAN tetap memberi
Aku pernah berpikir ( ampuni aku TUHAN...)
Seandainya aku adalah DIA
akankah kumaafkan kelakuanku dengan mudah?

Sepertinya Tidak!!!
Itulah mengapa aku adalah aku
dan DIA adalah DIA
 Apa yang bisa aku bawa?

Andai aku berpulang hari ini
Apa yang bisa aku bawa?

Malam tadi kulewatkan tahajjudMU
Aku tidur tidak tulus menghadapMU
Aku masih belum bisa memaafkan atas rasa kecewaku
Aku masih menyimpan rasa sakitku
Aku masih berangan panjang untuk melewati apa yang sudah kau tulisakn untuk hidupku
Apa yang bisa aku bawa?

Subuhku kulakukan karena tanggungjawab
Kubangun hampir saja matahari meninggi
Aku masih berharap ENGKAU memaklumi karena aku lelah
Tapi dalam doaku masih meminta yang sudah ENGKAU tuliskan untukku
Bukan berdoa atas RAKHMATMU yang memberikan aku kesempatan untuk bisa menghirup udaramu di pagi ini
Apa yang bisa aku bawa?

Sholat sunnah ku pagi ini
masih meminta apa yang aku mau
Air mata ini mengalir karena pengharapan
yang aku merasa belum ENGKAU jawab
Semua yang aku panjatkan semata mata karna mau ku dan inginku
Kepuasan emosi yang menghasut jiwaku
Jadi apa yang bisa aku bawa jika engkau memanggilku hari ini?

Bintik hitam dalam jiwaku masih sangat banyak
Amal sholehah yang ENGKAU mau masih jauh dari sempurna
Aku belum menerima takdirMu untukku
Aku belum ikhlas akan ketetapanMU
Aku belum ridho atas segala yang ENGKAU beri untukku
Astagfirullah... aku masih mengumpat
aku masih kecewa, aku masih menyimpan aku masih menangis
Ampuni aku ya Rab...
Apa yang bisa aku bawa jika kau memanggilku hari ini?
 KAU TAK PERNAH BENAR BENAR TAHU


Kau tak pernah benar benar tahu
Apa yang selalu kusembunyikan di balik tawa ketika menatapmu
Bahwa ada tangis yang bisa jadi bersembunyi di balik itu

Kau yang buatku jatuh hati
Kau yang tak pernah meyakinkanku kapan waktu yang tepat untuk menunggu
Dan aku telah terlanjur menciptakan jarak padamu
Sebagi batasan, bahwa kita lebih baik menjadi dua orang asing yang tak benar-benar tahu tentang isi hati masing-masing

Yang memberimu tawa tak selalu berarti membuatmu bahagia
Yang membuatmu menangis tak benar benar ingin membuatmu patah hati
Kau yang tak selalu mengerti seperti apa manusia itu

Dibalik cerita yang panjang
Dibalik hari yang melelahkan
Aku mendoakanmu diam-diam
Kau... semoga kau mendapat sesuatu yang selalu kau inginkan
dan kebahagianmu selalu jadi sesuatu yang cukup bagiku

Tapi jika kemudian banyak orang menawar luka padamu
Atau mereka menukar tangis untuk sesuatu yang tak kau mau
Aku hanya bisa menyesali, kalau aku tak pernah bisa meyakinkanmu, bahwa aku selalu mampu menyediakan tempat untukmu tersenyum

Kau tak yakin
Kau tak tahu
Atau mungkin tak pernah tau
Kalau tak ada yang benar benar mencintaimu seperti AKU